DICARI ?
TAFSIR INDEPENDENSI HIMAS
TAFSIR INDEPENDENSI HIMAS
Oleh : Minhadzul Abidin
Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku bukan buddha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim. Aku ingin orang menilai dan memandangku sebagai suatu kemutlakan (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat. Memahami manusia sebagai manusia. (Catatan Harian Ahmad Wahib 9 Oktober 1969)
PENDAHULUAN
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok mahasiswa itu sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Dari penjelasan diatas mungkin kita bisa lebih sederhanakan bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah sifat fitrah manusia dan itu bersifat mutlak, tidak boleh diikat oleh apapun terutama yang bersifat kepentingan (interest), dan yang menjadi titik kepeloporan kemerdekaan dan kebebasan ini adalah kaum muda yang identik dengan gerakan sosial (social movement) yaitu mahasiswa. Pada masa penjajahan disaat masyarakat Indonesia pada saat itu menikmati indahnya penjajahan, menikmati ketertindasan sebagai kaum budak (highlander) gerakan mahasiswa dan pelajar muncul, Budi Utomo beserta kawan-kawan bergerak untuk segera bangkit,alasan hanya satu dari ketertindasan dan pengekangan atas kebebasan dan yang bisa meginterpretasi hal itu adalah mahasiswa yang terbangun oleh kadar keilmuannya yang harus obyektif dan rasional.
Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat atau "agen of social change". Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak tersebut di atas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet pimpinan bangsa dan generasi sebelumnya pada saat yang akan datang.
QUO VADIS INDEPENDENSI HIMAS
HIMAS sebagai organisasi kemahasiswaan yang terbentuk salah satunya kerena kekhawatiran atas ketidakadilan yang dilakukan pemerintah daerah dan pemilik modal terhadap potensi dan kekayan sumber daya alam yang jauh dari prinsip pemerataan dan kesejahteraan, manipulasi dan praktek-praktek sesat untuk menina bobokan masyarakat, sehingga tidak adanya daya kritis, masyarakat dibuat tuli dan buta dan dikekang kebebasan dan kemerdekaanya untuk menerima hak-hak dari pengeksploitasian sumber daya alam dan disitulah sebenarnya hakekat independensi HIMAS.dipertaruhkan bukan disibukkan dengan permasalahan independensi lain (baca : sikap politik) dalam Pendahuluan AD/ART HIMAS dijelaskan Lahirnya HIMAS merupakan sub narasi besar atas refleksi kritis yang melanda negri ini dan tidak lepas dari kondisi social yang semakin kompleks dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Situasi masyarakat plural yang serat dengan interest pribadi, kelompok, golongan yang menyebabkan masyarakat menjadi disintegrasi sosial. Dengan situasi seperti ini, HIMAS beserta elemen masyarakat ingin mewujudkan kembali cita-cita kebersamaan dalam pluralitas sosial. Kesenjangan sosial yang ada dimasyarakat merupakan hal yang membutuhkan pemikiran cerdas untuk keluar dari ketimpangan sosial, ekonomi, diskriminatif, dan ketidak adilan hukum yang dirasakan masyarakat telah dimanipulasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Secara idealnya memang HIMAS sudah memainkan peranan independesi tetapi belum maksimal salah satunya penyebabnya karana tidak ada dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat yang mapan dan bisa dibilang tidak independent lagi, meminjam istilah Yazid Rahman selebritis selebritis kecamatan sapeken (baca : tokoh-tokoh masyarakat), yang selalu berbicara tentang ukhuwah atau persaudaraan yang tergambar dalam SAPEKEN BERSATU, SAPEKEN DAMAI, dan SAPEKEN IBADAH seakan hilang ditengah tikaman interest politik dan golongan, kebebasan untuk menyatukan masyarakat dikekang oleh simbolisasi golongan dan politik, tidak ada sebuah kesolidan dan bagusnya masyarakat sudah mulai mengerti dan memahami mana sebuah kepalsuan dan mana sebuah kejujuran.
Dan situlah brand maker HIMAS sebagai oraganisasi yang bersifat indepenendent yang termaktub dalam Anggaran Dasar BAB II pasal 4 bahwa HIMAS adalah organisasi yang bersifat independent dan kerakyatan. Maksudnya ditengah asyik masyuknya para selebritis sapeken memainkan posisi dan interestya, HIMAS harus bisa melaksanakan dinamika independensi organisatoris yaitu tidak pernah "commited" dengan kepentingan pihak manapun ataupun kelompok dan golongan maupun, melainkan tunduk dan terikat kepada kepentingan kebenaran, objektivitas, kejujuran, dan keadilan.
HIMAS DAN POLITIK
Inilah yang sekali lagi yang menjadi dilematis terhadap sebuah organisasi, kadangkala organisasi kemahasiswaan bubar dan tidak solid karena permasalahan politik, meskipun terkadang kalau boleh kita pikirkan semua organisasi kemahasiswaan itu bukan organisasi parpol dan tidak pernah dijelaskan dalam bantang tubuh organisasi tentang keterlibatan dalam politik dan terikat dengan kepntingan politik manapun, ironisnya mereka tenggelam dikapal yang karam, ada jotos, sikut sana sikut sini, lobbi-lobbi kotor, politik dagang sapi, money politk selau mewarnai langkah dan denyut nafas sebagian organisasi kemahasiswaan, bagaimana dengan HIMAS?
HIMAS secara internal masih solid karena kepentingan di HIMAS sangat sedikit, saya yakin setelah HIMAS mewarnai perubahan masyarakat dan menjadi idola dikancah sosial kemasyarakatan, lamaran kepada HIMAS akan datang bertubi-tubi, kertas dan tinta tidak akan cukup menuliskan kesepakatan-kesepakatan (kontrak politik) HIMAS dengan para politikus, apakah kita biarkan seperti itu? . mungkinsecara internal tidak ada masalah dengan posisi independensi HIMAS tetapi secara eksternal, apalagi dalam periode kepengurusan ini HIMAS dihadapkan kepada beberapa event politk yang dramatis dan krusial, PILKADA,PILKADES, PEMILU,PILPRES, tentunya fungsi HIMAS juga ditunggu oleh masyarakat, maksudnya jika HIMAS secara lembaga Memilih indpendent dalam pengertian secara tekstual maka HIMAS harus komitmen tidak pernah masuk dalam partisipasi plitik manapun dan apapun kegiatannya (pure totallity), tetapi fungsi HIMAS sebagai gerakan sosial dijewantahkan kemana?, karena event politik dan melahirkan pemimpin yang akan membuat kebijakan, jika dalam event politik tersebut melahirkan pemimpin yang anti terhadap orang miskin, bagaimana bisa HIMAS memainkan posisi gerakan perubahan sosialnya. Kalau kita merujuk independensi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) misalnya disitu dijelaskan tentang aplikasi indpendensinya yang : Cenderung kepada kebenaran (hanif), Bebas terbuka, dan merdeka Obyektif rasional dan kritis, Progresif dan dinamis Demokratis, jujur, dan adil, kalau saya tidak salah banyak kiader-kader HIMI yang menginterpretasi independsi HMI tidak bersifat kaku melainkan harus merujuk kepada aplikasi independesi tersebut, selama pemimpin tersebut dikategorikan cenderung kepada kebenaran, bebas dan terbuka Obyektif rasional dan kritis, Progresif dan dinamis Demokratis, jujur, dan adil, maka akan didukung denga sepenuh hati oleh HMI bagaimana dengan HIMAS tentunya HIMAS harus punya tafsir sendiri dengan independesinya yang lebih merakyat dan diterima oleh seluruh anggota HIMAS.
PENUTUP
Permasalahan independensi tidak hanya dikaitkan dalam politik, tetapi independesi bagian dari fitrah manusia untuk bebas dan merdeka, tugas kita sebagai anggota HIMAS yang merupakan aktor intelektual representasi dari masyarakat elite harus bisa menerjemahkan makna independensi dalam hal yang konkrit (tafsir Independensi HIMAS) oleh karena itu, kami mengundang alumni atau anggota HIMAS untuk bisa mengaktualisasikan tafsir indepensi HIMAS yang akan menjadikan rujukan dalam perjuangan HIMAS…….. ya untuk HIMAS dan kejayaan seluruh masyarakat kecamatan sapeken yang sudah lama dirundung ketidak adilan oleh penguasa yang zhalim, seperti puisi WS rendra berikut ini :
Saya telah menyaksikan
Bagaimana keadilan telah dikalahkan
oleh para penguasa
dengan gaya yang anggun
dan sikap yang gagah
Tampa ada ungkapan kekejaman
diwajah mereka
Dengan bahasa yang rapi
mereka keluarkan keputusan-keputusan
yang tidak adil terhadap rakyat
Serta dengan budi bahasa yang halus
mereka saling membagi keuntungan
yang mereka dapat dari rakyat
yang kehilangan tanah dan ternaknya
Ya, semuanya dilakukan
sebagai suatu kewajaran
Rujukan Tulisan :
1. AD/ART HIMAS
2. Tafsir independensi HMI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar