Duh… HIMAS
Oleh : EDI SUSANTO ABIDIN
(Alumni HIMAS JOGJA Tinggal di Sumenep)
(Alumni HIMAS JOGJA Tinggal di Sumenep)
Kalaulah boleh saya ikut nimbrung dan mencermati perkembangan HIMAS pasca kongres 3 akhir-akhir ini semenjak dilantik sampai sekarang saya pribadi belum begitu tahu apa saja rencana atau capaian program yang sudah di laksanakan? Rekomendasi saat di kongres yang sudah di susun rapi apa sudah di flow up dalam bentuk raker atau tidak,sampai sejauh ini saya pribadi belum tahu itu atau jangan-jangan saya kuper tentang progresivitas HIMAS yang ter-update.
Idealnya HIMAS yang di nahkodai oleh saudara Hamdi yang terpilih secara demokratis,publik HIMAS mengaharapkan ada semangat dan arah baru memainkan peran-peran sosial di masyarakat dan kita menunggu kebijakan apa yang bisa menginjeksi HIMAS agar stake holder bisa bersama-sama,bahu membahu memajukan dan meneruskan apa yang sebelum atau sudah dilaksanakan bahkan justru yang lebih baik lagi, itulah sebuah mimpi kita.saya pribadi mengaharapkan ada prestasi cemerlang untuk kepengurusan baru ini dimana mengingat sambutan Ketum HIMAS saat itu, setelah di lantik cukup memukau dan retoris seingat saya ada langkah optimalisasi baik peran ataupun sinergitas komunikasi di internal HIMAS, harapan dan optimisme untuk mengurai benang kusuk di internal HIMAS yang sampai saat ini belum ada secara sistematis pebenahan-pembenahan yang membalut persoalan HIMAS walaupun sudah banyak tulisan-tulisan cerdas yang memberikan masukan untuk internal HIMAS untuk lebih baik.apakah layak juga Ketum juga manusia itulah kira-kira yang punya ketebatasan sekaligus punya kemampuan, setonggak mimpi dan harapan di pundak ketum tidaklah punya apa-apa tapi kosong dengan apa-apa maksud saya idealisme mimpi yang kita bangun bukan hanya di peruntukakan bagi ketum saja tapi publik HIMAS merasakan panggilan jiwa untuk bersama-sama mendorong biduk yang sewaktu-waktu hampir karam ini.
HIMAS yang di golongkan generasi ke tiga oleh saudara Sudarman dalam peta dan corak pemikiran perubahan di kepulauan sapeken bukanlah omong kosong,itu sebuah legitimasi publik yang di akui,disadari atau tidak biar masyarak sendiri yang menilainya.Mestinya generasi yang meneruskan HIMAS harus mengapresiasi serta berupaya mengembangkan dan mengoptimalkan gagasan-gagasan produktif kedepan sehingga cita-cita perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan serta mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kepulauan lambat laun akan terwujud selama kita tak berhenti menggelorakan aspirasi publik kepulauan.
HIMAS merupakan rumah intelektual yang bisa menampung pemikiran dan kepentingan kemaslahan umat terus berupaya membudayakan tradisi keilmiahan masyarakat kepulauan yang terpencil ini.saya kira sepatutnya arah cita-cita kita meletakkan sebagai desaian prestasi yang berkualitas,kita berupaya merumuskan tata ruang infrastruktur,development maving,sektor riil ekonomi dan pengelolaan dan pengembangan sember daya alam kita.
Saya cukup prihatin mendengar desah desus KLB (kongres luar biasa) di saat kita di tantang ikut andil merumuskan pemikiran kita untuk kepulauan,HIMAS harus menegaskan dirinya sebagai dapur program kesejahteraan yang bisa memberikan masukan kepemerintahan dan sekaligus menekan kebijakan yang pro kepada rakyat.tidak bisa juga di pungkiri ada mediasi kenyataan yang harus di cermati lebih solutif KLB harus di cermati dua hal.
pertama KLB pretensinya bisa mengacak-acak internal HIMAS bila tidak cerdas dan efektif mencari format solusinya bisa mengundang persoalan baru yang berlarut-larut yang tidak ada ujung penyelesaianya, sehingga menguras energi yang sebetulnya kita gunakan untuk yang produktif dan inovatif. Kedua KLB secara logis dilaksanakan bisa saja suatu kemandekan roda organisasi yang bisa dirasakan dan ditandai sepinya komunikas,tidak terjalin dengan baik hubungan dengan internal kepengurusan,bisa di pahami KLB sebagai upaya langkah penyegaran atau menghidupkan kembali mesin organisasi yang dalam prosesnya mengalami kelumpuhan atau juga ekstrimnya oganisasi itu di anggap mati. Sekalipun mungkin beberapa pihak yang resah dan peduli di internal HIMAS yang punya pemikiran bila membiarkan macetnya transformatif peran kepengurusan yang di komandai oleh ketum HIMAS akan melemahkan institusi HIMAS sendiri,bila juga tidak di sikapi dengan cepat akan mengundang borok yang bisa mengancam sel-sel organik HIMAS itu sendiri, dengan itu pula akan mendatangkan preseden buruk di mana upaya membangun eksistensi HIMAS di masyarakat.
Kini kita serahkan ke stake holder HIMAS itu sendiri dan tentunya mempunyai pembacaan dan landasan konstitusi,HIMAS bertumpu pada legitimasi hukum dan tentunya kita didik untuk menyelesaikan sesuatu tidak menyimpang pada ranah koridor hukum yang sudah kita sepakati namun bila ada upanya konspirasi politik obok-obok yang mangabaikan prosedur hukum, kita sudah mencatat sejarah bahwa kita melahirkan benih kecacatan hukum bila seperti itu duh… HIMAS
' selengkapnya......