ME
NGAPA KITA HARUS TOLAK PEMILU 2009
(Sebuah Ikhtiar Pribadi)

Oleh : Minhadzul Abidin

Tulisan ini merupakan penjelasan dari pendapat saya di buku tamu blog HIMAS pusat, tentang mari cerdaskan rakyat untuk menolak pemilu 2009 dalam konteks calon legislatif daerah pemilihan tujuh (DAPIL 7) DPRD kabupaten Sumenep, karena Caleg-Caleg yang muncul adalah pemain lama yang telah gagal dalam PEMILU 2004. kemudian banyak ditanggapi dengan pro kontra oleh alumni dan sebagian Anggota HIMAS. Mungkin namanya era keterbukaan demokrasi tidak ada ruang atau space khusus untuk membatasi hak berpendapat di muka publik dan pendapat tersebut tidak bermaksud atau sengaja memprovokasi masyarakat.

Siapa HIMAS?
Memang banyak yang menanyakan seperti itu, HIMAS itu tidak lebih dari sekedar wacana tidak pernah berbuat konkrit kepada masyarakat, apalagi dalam PEMILU 2009 yang merupakan momentum untuk memberikan kontribusi besar bagi masyarakat untuk hidup yang lebih berkeadilan sosial. Permasalahannya HIMAS masih dipandang sepele oleh masyarakat, bahkan oleh anggota HIMAS sendiri dan yang lebih menyakitkan lagi oleh pengurus HIMAS, terbukti ketika HIMAS mengadakan acara pengakderan yang waktunya bersamaan dengan acara sebuah partai, banyak teman-teman dan pengurus HIMAS yang labih memilih asyik masyuk dan berkorban dengan sepenuh hati dan jiwa raga untuk partai yang identik dengan partai dakwah tersebut dari pada untuk HIMAS. Dan lebih parah lagi ketika HIMAS menyatakan untuk independensi yang berakaitan dengan Anggaran Dasar HIMAS Pasal 4 SIFAT HIMAS adalah organisasi yang bersifat independent dan kerakyatan. semua orang mencibir dan mengaktualisasikan letupan keputusasaan dengan independensi HIMAS, karena HIMAS dianggap menggarami air laut atau menghangatkan matahari karena dianggap sebuah kesia-siaan. Bahkan yang lebih memalukan ada anggota HIMAS JABODETABEK yang berpendapat bahwa HIMAS harus mendukung partai X karena menurut dia Partai tersebut paling benar sudah terbukti bersih peduli dan professional karena HIMAS tidak bisa memberikan apa-apa buat masyarakat, mendingan partai yang berkantor pusat di kawasaan mampang Jakarta selatan tersebut. Jadi intinya sense of belonging to HIMAS sendiri patut dipertanyakan, karena hati kita karam melihat kebenaran karena taqlid yang membabi buta sehingga melupakan kebenaran menurut partai politik adalah kepentingan (interest) baik partai nasionalis, partai kafir atau partai Islam sekalipun.

Independensi (hasil MILAD HIMAS ke 8)
Milad HIMAS yang ke 8 yang dilaksanakan di Jogjakarta menghasilkan sebuah keputusan bahwa secara organisastoris HIMAS menutup diri dalam aktivitas mendukung atau terleibat aktif menjadi budak elite, tetapi HIMAS akan menjadi oposisi control dalam pemilu 2009 dengan mencerdaskan masyarakat untuk meilih pemimpin yang amanah, jujur dan adil dan itulah yang mungkin disebut sebagai Independensi Organisatoris, karena HIMAS adalah organisasi terbuuka dan menjunjung tinggi demokrasi dan tidak membatasi ruang gerak anggota HIMAS dalam demokrasi, oleh karena itu secara individu diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk aktivitas mendukung Tetapi dalam ranah bahwa aksi dukung-mendukung tersbut harus sesuai dengan watak dan karakter HIMAS yang termaktub dalam Tujuan Pasal 7
Tujuan HIMAS bertujuan untuk ikut meningkatkan insan ulil albab serta mewujudkan pencerahan umat dan respon terhadap persoalan-persoalan social, politik, ekonomi, lingkungan, budaya keagamaan demi mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Dalam pengertian bahwa secara individu pertama yang harus dilihat adalah Hanif (menunjung tinggi kebenaran), jujur, terbuka, bertanggung jawab bukan mendukung karena iming-iming sesuatu atau karena kedekatan emosional yang absurd, apalagi pahala. (lihat: SK PP HIMAS No. 04/SK-PP/HIMAS/III/2009)

PEMILU 2009; PERTARUHAN LEGITIMASI RAKYAT
Pemilu 2009 adalah pertaruhan legitimasi rakyat, apakah legitimasi didasarkan pada pemenuhan kesejahteraan bagi rakyat atau legitimasi utnuk kekuasaan kepentingan elite-elite politik. Memang pada dasarnya Pemilu 2009 adalah momentum utuk rakyat untuk memilih pemimpin yang akan membawa mereka ketempat yang lebih terhormat, tetapi apa lacur, legitimasi rakyat dimanfaatkan dan dieksploitasi oleh elite dengan janji yang obsesif kompulsif. Banyak caleg atau pemimpin yang telah gagal dalam PEMILU 2004 kemudian mencalonkan kembali datang dengan muka tanpa dosa.
Dalam konteks di dapil 7 DPRD kabupaten Sumenep, elite-leite parpol menggerayangi Pondok, yang merupakan corong untuk menyuarakan aspirasi dan rumah terkahir untuk menentramkan masyarakat, ironisnya Pondok biang keladi dari semua permasalahan kebingungan masyarakat, akibat Pondok sudah terjamah oleh kepentingan elite yang muka mereka berjenggot tetapi hati mereka busuk dengan mengelabui rakyat. Kemudaian elite-elite tersebut yang dulunya mengelabui rakyat ternyata mencalonkan kembali dengan muka beseri seperti baru diajak untuk naik bahtera Nabi Nuh as . Belum lagi elite-elite yang berlindung di ketiak organisasi keagamaan seperti PERSIS, Muhammdiyah dan NU sama saja. maksudnya rakyat sama saja tetap menderita, menagapa kita harus pilih pemimpin yang tidak amanah karena dalam Islam adalah amanah wajib bagi seorang pemimpin.

Kegagalan elite-elite tersebut memang dirasakan oleh Rakyat seluruh Inodnesia, terutama didaerah kecamatan sapeken yang terkenal dengan sember daya alam yang melimpah, ternyata masih banyak hidup menderita, kelaparan, kebodohan, perusakan alam, elsploitasi, diskriminasi, mewarnai kehidupan masyarakat, seharusnya elite-elite tersebut berdiam diri dimasjid dan berzikir mengingat kesalahannya dari pada harus mencalonkan kembali dan akan membuat rakyat lebih sengsara lagi. Dan kita harus membuka diri atau perlu kita sebutkan nama elite-eite yang telah gagal tersebut di corong-corong masjid atau musholla.

Mahasiswa dalam Wilayah Ranah Normatif
eksistensi mahasiswa sebagai agent perubahan sosial juga dipertaruhkan bermain dalam wilayah normatif yang mencerdaskan msyarakat adalah sebuah pilihan bukan dalam wilayah praktis yang menjadi budak untuk menlancarkan siasat-saiasat jahat para rahwana yang keji. Mahasiswa harus dipihak rakyat kritis dan reaksioner adalah se
buah pilihan. Kita cinta makanya kita bias mencipta, cintailah rakyat makanya kita akan berbuat sesuatu rakyat.

PENUTUP
Saya berteriak disini Untuk menolak PEMILU 2009, toh Pemilu juga akan berlangsung pada tanggal 9 april 2009, tetapi ada hal y
ang membanggakan saya ada sesuatu yang saya perbuat meskipun lewat tulisan ini, karena dengan niat yang tulus dan ikhlas dan atas nama penderitaan rakyat selama ini, saya ingin mengajak kembali kawan-kawan yang terlena dengan jebakan elite.. jangan sampai kita jadi monyet-monyet hanya karena dua buah pisang dengan setangkai padi.



'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RUANG KEBEBASAN BEREKSPRESI..

KATAKAN TIDAK UNTUK KEKERASAN DALAM AGAMA DAN JUSTIFIKASI PEMBENARAN AGAMA